Kisah ini dimulai dengan latar belakang di sebuah peternakan bernama Peternakan Manor dengan pemilik peternakan bernama Pak Jones. Pak Jones, sebagai pemilik peternakan memiliki kebiasaan mabuk-mabukan di sebuah bar bernama Red Lion.
Di Peternakan Manor tersebut tinggal berbagai macam binatang, mulai dari ayam, angsa, kuda, kambing, kedelai, kucing, pun dengan para babi. Di antara babi-babi yang tinggal di peternakan tersebut, tinggal seekor babi yang sangat dihormati oleh para binatang yang dijuluki Si Tua Mayor. Pada suatu hari, Si Tua Mayor mengajak seluruh binatang peternakan untuk berkumpul. Ia kemudian menceritakan mimpi yang ia alami dimana ia bermimpi bahwa suatu saat nanti akan datang hari dimana para binatang memiliki kebebasan akan hidup mereka sendiri dan hidup damai tanpa adanya campur tangan manusia.
Si Tua Mayor pun mati dan mimpi yang ia ceritakan mengilhami gagasan mengenai kebebasan para binatang di kepala dua ekor babi paling pintar di Peternakan Manor, yaitu Snowball dan Napoleon.
Snowball adalah seekor babi cerdas yang memiliki kecakapan, kemampuan membaca dan menulis yang baik, dan keingintahuan yang tinggi. Kepeduliannya yang besar terhadap pendidikan para binatang membuat ia menjadi salah satu babi — di samping Napoleon — yang paling diperhitungkan dalam kepemimpinan di peternakan. Sedangkan Napoleon, disamping juga memiliki kecerdasan yang tidak berbeda jauh dengan Snowball, namun ia memiliki apa yang tidak dimiliki oleh Snowball, yaitu kharisma dan kedalaman karakter yang kuat sehingga ia tampak disegani oleh binatang-binatang di peternakan tersebut.
Kebiasaan mabuk-mabukan Pak Jones membuat ia seringkali menelantarkan binatang-binatang peliharaannya di peternakan. Hingga suatu hari, para binatang kemudian marah dan melancarkan pemberontakan yang dipimpin oleh Snowball dan Napoleon. Melalui berbagai upaya yang sengit akhirnya pemberontakan itupun berhasil dan Pak Jones sendiri terusir dari peternakannya sendiri yang menandai awal mula kebebasan para binatang di Peternakan Manor. Revolusi di peternakan itupun terjadi.
Revolusi yang dilancarkan tersebut telah membawa awal baru bagi kehidupan para binatang dan mereka pun tidak lagi tergantung pada manusia dan memiliki kebebasan atas hidup mereka sendiri. Nama Peternakan Manor pun berubah menjadi Peternakan Binatang. Kemudian dengan kepemimpinan Snowball dan Napoleon, mereka membuat satu falsafah bernama “Binatangisme” dan menjadi awal berdirinya kekuasaan para babi.
Tak disangka, ternyata kekuasaan para babi di Peternakan Binatang telah membawa kemakmuran bagi semua binatang yang ada, dengan hasil panen yang melimpah para binatang seakan-akan telah mencapai utopia yang telah mereka impikan sejak awal dimulainya revolusi.
Namun, ada satu masalah di Peternakan Binatang yang seringkali menimbulkan polarisasi diantara para binatang yang ada, yaitu dualisme antara Snowball dan Napoleon. Kedua babi ini seringkali selalu berselisih paham tentang segala hal menyangkut peternakan, ketika satu pihak mengajukan suatu gagasan pihak yang lain akan selalu menentang gagasan tersebut. Hingga suatu hari, Napoleon, dengan menggunakan kekerasan dan propaganda, menciptakan skenario untuk mengusir Snowball dari Peternakan Binatang.
Pada akhirnya, dengan terusirnya Snowball, hanya ada satu kepemimpinan tunggal di tangan Napoleon. Dimana kepemimpinan tunggal itu telah membuat ia berlaku fasis dan menciptakan tirani di Peternakan Binatang. Hingga kepemimpinan tirani itu telah membawa Peternakan Binatang jauh dari tujuan awal dilaksanakannya revolusi.
Itu merupakan sepenggal kisah singkat dalam novel fenomenal karya George Orwell berjudul Animal Farm. Bagaimana kepiawaian Orwell dalam menggambarkan alegori politik dalam novelnya tersebut mampu untuk memantik berbagai pemikiran maupun diskursus bagi yang membacanya.
Alur ceritanya, konflik yang timbul, kebijakan yang terkandung di dalamnya, juga penokohan setiap binatang yang ada layak membuat Animal Farm menempati tempat terhormat di rak buku siapapun. Khususnya penokohan yang dibangun dalam diri setiap binatang dalam novel ini benar-benar merepesentasikan karakter setiap manusia di dunia nyata. Pembaca Animal Farm seakan bisa memvisualisasikan setiap karakter binatang yang ada dengan kehidupan nyata. Karena walaupun novel ini terbit di tahun 1945 tapi masih tetap relevan dengan keadaan sosial politik hari ini.
Sejauh ini, Animal Farm masih menjadi salah satu novel klasik terbaik saat ini yang pernah saya baca. Cheers, Orwell!!